OK. ini kisah seputar anak kelas. Dan tak lain dan tak bukan adalah teman sejawat yang kurang dapat dipahami dan sangat membenciku. Hari ini, ketika pulang sekolah aku diancam..."Awas ko ya Sa... jaga mulut tuh dikit." itu dari... gak perlulah aku sebutin siapa dia... ditambah dengan temannya "Ku jatuhkan kau dari atas ni nanti." sebenarnya aku ingin aja bilang "TOLAK AJA! Aku masuk surga nanti, karena dibunuh... dengan tuduhan yang tidak terbukti." Secara logiskan aku benar, ia aku dekat sama mami, tapi gak harus berfikiran bahwa aku akan bilang ke mami... Mungkin hari ini hari mereka, mungkin juga seterusnya... tapi satu hal yang perlu mereka tau, aku gak BEGO. Aku tau aja kok apa rencana Dia-Yang-Namanya-Tak-Boleh-Di-sebut tuh. Dia masih berfikiran bahwa aku suka sama Gerry. Secara logis, dan hati... aku tidak memiliki perasaan apapun dengan Gerry. Tapi dia masih beranggapan seperti itu, dan aku sudah tau maksud dia dekat-dekat ama Gerry, supaya aku cemburu gitu? Ah, gak akan. Aku gak akan bisa cemburu... aku ga sama sekali punya perasaan apa-apa.

Mungkin ini tulisan akan menjadi sangat kontroversial, tapi aku ingin mengatakan aja, aku gak masalah gak punya teman di kelas, karena aku tau siapa yang TULUS berteman sama aku. Aku hargai siapa yang tulus dan TANPA hati yang Licik serta busuk. Mungkin dengan melayangnya tulisan ini, aku bisa menyimpulkan bahwa aku tidak akan menjalankan "REPAY HIM BACK" karena dia bukan teman aku. Dulu aku ingin sekali membuatnya sadar, tapi semakin hari aku lihat dia sudah punya jalannya sendiri. Jadi aku sadar aja, aku tidak berperan penting dan setiap perkataanku gak didengar.

Kalian membaca ini, kalian pasti tau siapa yang aku maksud. Aku cuma mau bilang, seandainya mereka hanya main-main, aku gak akan menjadi lebih bodoh seperti kemaren. Aku tidak akan memaafkan mereka. Hanya segini dulu, aku masih dalam keadaan emosi. Oia, pesan untuk dia... "KAU SELALU MENANG DARI AKU. AKU TAU KAU BUKAN TEMAN AKU."

Kalian kenal Gerry gak?

Kalo gak bagus, kalo ia, bagus juga. Karena tidak ada yang bisa menghentikan langkahku, kecuali Allah dan Mr. Moron.